Hari ini saya banyak membaca pro kontra tentang kepemilikan Jam Tangan Rolex oleh beberapa anggota dewan. Kadang - kadang, saya sering agak skeptis(semoga istilah ini benar) terhadap berita-berita terutama media online seperti detikcom yang memang media online paling update di Indonesia. sejak dibeli oleh Chairul Tanjung(CT) detikcom banyak membuat berita yang kontroversial, terutama berita yang berhubungan dengan sensualitas.
banyak berita tentang politik yang diekspos habis-habisan oleh detikcom walaupun sebenarnya berita tersebut kurang tepat. misalnya pada berita tentang villa mewah Ustadz Hilmi (yg merupakan salah satu Dewan Penasehat PKS) padahal villa tersebut digunakan untuk keperluan pelatihan kader dan untuk kategori vila mewah, vila tersebut pun kurang tepat dikategorikan mewah.
media dan pembentukan opini
ketika beberapa waktu yang lalu sedang ramai 'Bom' LPG 3 Kg, seakan-akan ledakan tersebut terjadi beruntun pada waktu yang berdekatan.kalau saya melihat ini adalah bentuk bagaimana media membentuk opini, saya rasa jauh sebelum wacana ledakan tersebut, ledakan 3 Kg tersebut sudah ada dan sampai sekarang pun ada. namun secara terus menerus diwacanakan di media dan dikumpulkan seakan - akan terjadi bersamaan. hal ini pun berlaku pada wacana kecelakaan bus. media bukanlah sebuah lembaga sosial, namun sebuah korporasi yang bergerak di bidang informasi, sehingga tujuan utama nya adalah profit.