Friday, August 5, 2011

Islamic Worldview 3


Yang dimaksud dengan subjectif, bukan dalam pengertian pemahaman kata. Jiwa manusia bersifat kreatif, dalam hal persepsi, imajinasi, dan kecerdasan dalam keterlibatan dalam proses penciptaan dan interpertasi, terhadap dunia indrawi, dan pengalaman indrawi, terhadap citra, dan terhadap bentuk-bentuk yang tidak dapat dipahami.


Begitu pula belum pernah ada, dalam periode sejarah islam yang bisa dikategorikan sebagai ‘klasik’, kemudian ‘pertengahan’, dan kemudian ‘modern’ dan sekarang berganti lagi menjadi ‘paska-modern’; tidak pula terdapat peristiwa-peristiwa penting antara zaman pertengahan dan modern yang disana terdapat ‘renaissance’ dan era ‘pencerahan’. Pendukung dari pergantian system pemikiran melibatkan perubahan dalam elemen dasar dari Cara Pandang Dunia dan system nilai mungkin bisa mengatakan bahwa semua bentuk budaya harus mengalami perubahan tersebut, jika tidak  begitu, di dalam proses interaksi dengan perubahan lingkungan, kesemuanya membutuhkan satu sama lain dan menjadi tidak kreatif dan kaku. Namun, hal ini hanya benar dalam hal pengalaman dan kesadaran terhadap peradaban yang mana system pemikiran dan nilai telah diturunkan dari unsure budaya dan filosofi yang dibantu oleh ilmu pengetahuan pada masa tersebut. Islam bukanlah bentuk budaya dan system pemikiran yang diturunkan dari nya bukanlah semata-mata dibantu oleh ilmu pengetahuan/sains, namun salah satu sumber asalnya adalah wahyu, yang tegaskan oleh Agama, dikuatkan oleh akal dan prinsip-prinsip intutitif. Islam menganggap dirinya sendiri sebagai kebenaran dari agama yang terungkap secara benar, sempurna dari awal, tanpa membutuhkan penjelasan sejarah dan penilaian dalam hal tempat tempat terjadinya dan peran yang dimainkan dalam proses perkembangannya.

No comments:

Post a Comment